Hai, Bloggy. Sejak sebulan yang lalu, saya punya aktivitas baru lho. Yaps,
kursus menjahit! Hihihi. Kayaknya sudah saatnya saya memenuhi keinginan
ibu yang pengen punya penerus di bidang jahit menjahit. Tahu gak, sih,
ibu saya sudah menyiapkan mesin jahit buat saya sejak saya SD lho.
“Ini buat kamu kalau udah nikah nanti.” begitu katanya. Ya kali, pikir saya waktu itu.
Sejak kecil saya sudah dekat dengan mesin jahit. Ibu sengaja melepas jarum di mesin agar saya bisa bermain genjitan mesin dengan aman. Setelah saya bosan, ibu mulai memberi tantangan.
“Coba, sekarang kamu genjot tapi biar rodanya muter ke depan terus.”
sebelumnya roda mesin berputar ke depan belalkang,, bolak-balik sesuka
hati saya.
Setelah piawai mengendalikan laju roda supaya ke depan terus. Ibu
memasang jarum di skoci lalu membolehkan saya menjahit kertas. Waktu
itu, masih belum pakai benang. Jadi, dulu saya gemar sekali menjahit
kertas, nanti kertasnya dipakai buat mainan tiket-tiketan. Kan bekas
jahitan berupa lubang-lubang jarum yang membentuk garis bisa dengan
mudah disobek. Seperti batas sobek di sini yang tertera di tiket-tiket
lho. Kekeke.
Waktu SMP saya sudah dibolehkan menjahit menggunakan benang. Tapi,
saya masih belum boleh memakai kain, jadi masih menjahit di atas kertas.
So, semua buku tulis dan LKS saya jahitin bagian tengahnya. Jadi gak
ada deh buku yang streplesnya pada lepas, semua aman karena jahitan.
Kemampuan menjahit saya berkembang setahap demi setahap. Sekarang
saya alhamdulillah sudah bisa menjahit kain, tapi ya hanya sekadarnya
saja.
Dulu, ibu pengen banget kursus menjahit. Pengen bisa bikin baju
sendiri katanya, tapi ibu gak punya uang buat biaya kursus. Sekalinya
dapat kesempatan belajar di teman yang bisa menjahit, temannya keburu
menikah dan ikut suaminya ke luar pulau.
Jadi, sampai sekarang ibu belum berani motong kain. Takut salah,
katanya. Tapi kalau menjahit ibu jago. Makanya, beliau seneng banget
gitu waktu saya menuturkan keinginan untuk kursus menjahit. Lagian, saya
kurang sibuk selama di Tegal kekeke (gaya banget dah).
Yippy, akhirnya hari ini pun tiba. Saya belajar menggambar pola. Dari
pola blus dasar, rok, celana kulot, lengan, sampai kebaya. Yap, kebaya!
Siapa tahu nanti bisa bikin kebaya sendiri kan buat lamaran, wkwkwk.
Jadi semangat gitu belajarnya hahaha. Emang, ada yang mau ngelamar?
#plak! Wkwkwk.
Oh, ya, ternyata menjahit itu super duper njelimet. Saya masih
berkutat di gambar pola ya, belum motong kain. Belum masuk mesin! Untuk
membuat pola ada banyak rumus yang perlu dipahami biar jahitannya rapi
dan sreg di badan. Saya kembali belajar Matematika setelah sekian lama
tak memedulikannya. Diperlukan imajinasi tingkat tinggi juga buat
memahami setiap garis lurus dan lekuk yang ada di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar